Sunday, August 5, 2018

Apakah Anda Sungguh-sungguh Ingin Menjadi Seorang Manajer Baru?

Apakah Anda Sungguh-sungguh Ingin Menjadi Seorang Manajer Baru?

Manajer Baru – Banyak manajer baru harus memulai transformasi dengan “Trial by fire”, belajar sambil bekerja, tetapi organisasi mulai lebih responsif terhadap perlunya pelatihan bagi manajer baru. Biaya bagi organisasi yang kehilangan karyawan yang baik tetap tidak dapat melakukan transisi ini jauh lebih besar daripada biaya pelatihan untuk membantu para manajer baru dalam menangani, belajar dan berkembang. Selain itu, sejumlah organisasi masa kini sangat berhati-hati dalam memilih orang untuk posisi manajerial, termasuk dengan memastikan bahwa setiap kandidat memahami hakikat manajemen dan sungguh-sungguh ingin menjadi manajer. Karier sebagai seorang manajer bisa sangat membanggakan, tetapi bisa juga membuat stres dan frustasi. Manager’s Shoptalk berikut menelaah sejumlah tantangan yang di hadapi para manajer baru. Setelah membaca Sjoptalk tersebut, dapatkah Anda menjawab “Ya” untuk pertanyaan “Apakah saya sungguh-sungguh ingin menjadi seorang manajer?”
Apakah manajemen bidang yang tepat untuk Anda ? menjadi seorang manajer di pandang oleh sebagian orang sebagai perkembangan karier yang positif dan berorientasi masa depan dan memang benar bahwa kehidupan sebagai seorang manajer menawarkan berbagai aspek menarik. Namun, menjadi seorang manajer juga melibatkan banyak tantangan dan tidak semua orang berbahagia dan puas dalam posisi manajemen. Berikut ini sejumlah persoalan yang harus di pikirkan oleh para calon manajer sebelum memutuskan apakah mereka ingin meniti karier di bidang manajemen :

Beban Kerja yang Meningkat

Hal yang lumrah bagi manajer untuk bekerja selama 70 hingga 80 jam per minggu dan beberapa bahkan pekerja lebih lama. Pekerjaan manajer selalu di mulai sebelum jam kerja selesai. Ketika Ray Sarnacki dipromosikan menjadi manajer di sebuah perusahaan pesawat terbang, dia di buat frustasi oleh perjalanan bisnis tanpa akhir, tumpukan surat, dan padatnya jadwal rapat. Dia akhirnya meninggalkan pekerjaannya dan menemukan kebahagiaan dalam pekerjaan dengan gaji seperlima dari gajinya sebagai manajer.

Tantangan Untuk Mengawasi Mantan Rekan Kerja

Ini bisa jadi salah satu persoalan tersulit bagi para manajer baru. Mereka sering berupaya untuk melakukan pendekatan yang tepat. Sebagian dari mereka mencoba terlalu keras agar tetap menjadi “anggota geng” dan sebagian lain terlalu kaku dalam memberlakukan otoritas mereka. Di hampir semua kasus, transisi dari hubungan antar rekan kerja sampai hubungan antara manajer dengan bawahan merupakan sesuatu yang menantang dan penuh tekanan.

Kecemasan Akan Tanggung Jawab Terhadap Orang Lain

Banyak orang bekerja di bidan manajemen karena mereka menyukai gambaran memiliki kekuasaan. Kenyataannya banyak manajer yang merasa terbebani oleh tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengawasi, dan mendisiplinkan karyawan lain. Para manajer baru sering tercengang oleh jumlah waktu yang diperlukan untuk mengatasi persoalan manusia. Kelly Kanel yang keluar dari pekerjaannya sebagai manajer menggambarkan situasi ini dengan kalimat berikut “Apa yang sulit dari mengatur orang lain? Hal yang paling sulit adalah bahwa orang lain merupakan manusia… untuk menjadi manajer yang baik, kita harus membimbing mereka, menyimak persoalan-persoalan mereka, memberi mereka saran, dan akhirnya kita masih harus menyelesaikan pekerjaan kita sendiri…. Jangan memandang remeh tanggung jawab tersebut, karena apa pun yang kita pikirkan, mengatur orang lain itu tidak mudah”.

Terperangkap

Kecuali mereka yang berada di eselon atas, para manajer sadar bahwa mereka bertindak sebagai backstop, terperangkap oleh manajemen atas dan para karyawan. Bahkan jika mereka tidak menyetujui keputusan para eksekutif tingkat tinggi, para manajer bertanggung jawab untuk mengimplementasikannya.
Bagi sebagian orang, tekanan manajemen bukan sesuatu yang berharga. Bagi sebagian lain, manajemen adalah pilihan karier yang memuaskan dan dapat memberikan penghargaan emosional yang besar. Kunci agar bahagia menjadi seorang manajer mungkin dengan mengevaluasi secara saksama apakah Anda dapat menjawab “Iya” untuk pertanyaan “Apakah saya sungguh-sungguh ingin menjadi seorang manajer baru?”.


EmoticonEmoticon